MISA RABU ABU DI PAROKI TRITUNGGAL MAHAKUDUS TUKA

Perayaan Misa Rabu Abu 2023 di Gereja Katolik Tritunggal Maha Kudus Tuka

ide

2/22/20232 min read

“Bertobatlah dan percayalah kepada Injil”

Kalimat itulah yang terucap dari pastor atau prodiakon yang menerimakan abu dengan memberi tanda salib pada dahi umat. Serentak di seluruh dunia umat Katolik sejagat merayakan hari yang merupakan permulaan puasa dan pantang. Tidak terkecuali di Paroki Tritunggal Mahakudus Tuka.

Misa penerimaa abu pada Rabu Abu tahun 2023 (Rabu,22/02/2023) dilaksanakan dalam dua kali misa, yaitu pagi hari pukul 06.00 dan sore hari pukul 18.00 WITA. Misa pagi dipimpin oleh Romo Paskalis Nyoman Widastra dan Romo Martin pada sore hari. Lingkungan Benediktus menanggung liturgi pada misa pagi dan lingkungan Antonius pada petang harinya.

Misa berlangsung dengan khidmat dan lancar baik misa pagi maupun misa sore. Misa pagi gereja hampir penuh sedangkan tenda yang disediakan di halaman timur gereja kosong. Berbalik dengan pagi hari, petang hari bangku gereja, kursi yang disediakan di bawah penuh dengan umat yang hadir. Karena banyaknya umat yang belum mendapat tempat duduk, pihak gereja mengusahakan untuk menggunakan kursi gereja dan berinisiatif juga meminjam kursi milik pemaksan Katolik Tuka. Tambahan kursi sebanyak 100 buah tidak mencukupi jumlah umat yang hadir. Dengan sangat terpaksa umat berdiri dan duduk di sekitar museum, bergola, dan juga pastoran.

GEREJA KATOLIK TRI TUNGGAL

Save BIG on our church!

Misa Rabu Abu tahun ini umat yang hadir di luar perkiraan. Selain tempat duduk yang disiapkan tidak mencukupi, tempat parkir kendaraan pun masih belum memadai untuk memberikan kenyamanan kepada umat untuk mengikuti perayaan tersebut.

Pastor paroki dan pastor rekan menekankan pentingnya kita berpuasa dan berpantang, menahani diri segala hawa nafsu dan keinginan yang tidak menjadikan kita berkenan di hadapan Allah Bapa kita. Rabu Abu merupakan kesempatan untuk merfleksikan diri untuk menjalani laku tobat menyesali segala dosa dan kesalahan kita. Demikian juga laku tobat dapat diwujudkan dengan lebih memperhatikan sesama kita yang menderita dan membutuhkan pertolongan kita lewat aksi puasa pembangun.

Menjadi catatan khusus bagi BPI dan Sie Liturgi Paroki berkaitan dengan melubernya umat yang hadir serta permasalah klasik yang timbul yaitu kekurangan tempat duduk dan mengatasi masalah parkir. Semoga pada rangkaian Pekan Suci nanti dapat mengantisipasi kehadiran umat dengan menyediakan tempat duduk juga tempat parkir yang memadai. Selain permasalah tersebut berharap pula ada solusi-solusi yang dibangun oleh umat sendiri untuk mewujudkan gereja yang sinodal (berjalan bersama) dalam mempersiapkan pelaksanaan Sinode ke-5 Keuskupan Denpasar. Semoga (*ide)